12 Panduan Posisi Pasien Diatas Tempat Tidur

Seberapa penting menerapkan Panduan Posisi Pasien diatas tempat tidur bagi perawat? Jelas sangat penting, karena selain memberikan kenyamanan untuk pasien, juga memposisikan teknik pemindahan yang aman sekaligus meminimalkan atau menghilangkan cedera dalam proses perawatan di fasilitas kesehatan.

Panduan Posisi Pasien
11 Panduan Posisi Pasien Diatas Tempat Tidur

Pada dasarnya posisi pasien mampu menunjang fungsi fisiologis secara tepat dan memfasilitasi akses ke lokasi anatomi ketika proses tindakan keperawatan atau tindakan medis.

Disisi lain, ada banyak faktor yang juga perlu dipertimbangkan misalnya usia, berat badan, riwayat penyakit hingga ada tidaknya gangguan pernafasan pada pasien.

Baca juga  Mengenal 7 Prinsip Komunikasi Efektif Dalam Keperawatan

Pengertian Panduan Posisi Pasien

Mengatur posisi atau posturing adalah merubah posisi pasien dengan baik, teratur dan sistematik. Hal ini termasuk aspek keperawatan utama yang perlu dipelajari oleh perawat bahkan bagi tenaga kesehatan yang lain.

Mengikuti standar pengaturan posisi pasien akan sangat membantu memastikan keselamatan dan kesejahteraan fisik baik itu sebelum, selama dan setelah prosedur suatu tindakan.

Dengan begitu, kenyamanan pasien dapat tercapai secara maksimal meski hanya berbaring diatas tempat tidur.

Sebagai seorang perawat untuk melakukan posturing, juga harus menyesuaikan dengan kondisi pasien dan bila pasien merasa tidak nyaman maka tak boleh dipaksakan.

Tujuan Panduan Posisi Pasien

Tidak hanya memberikan rasa nyaman saja, menerapkan panduan posisi pasien diatas tempat tidur juga untuk memperlancar kondisi maupun tindakan terhadap pasien yang meliputi, 

  • mempertahkan tonus otot dan reflek
  • mencegah kontraktur otot
  • memudahkan suatu tindakan keperawatan atau medis
  • mencegah terjadinya nyeri otot
  • mengurangi tekanan pada sisi tubuh
  • mencegah kerusahkan syafar dan pembuluh darah superficial

12 Panduan Posisi Pasien Diatas Tempat Tidur

Posisi pasien diatas tempat tidur termasuk prosedur umum yang ada di fasilitas kesehatan khususnya rumah sakit.

Tentunya, sebagai seorang perawat haruslah mengetahui berbagai jenis posisi tidur termasuk indikasi dan tujuanya karena berkaitan erat dengan standar operasional prosedur (SOP) di sebuah fasilitas kesehatan khususnya rumah sakit.

1. Posisi Supinasi
Posisi Supinasi
Posisi Supinasi

Merupakan posisi paling sederhana yaitu pasien berbaring terlentang dengan kepala, leher dan tulang belakang berada di posisi netral dan lengan berposisi lurus berada di samping kanan-kiri pasien

Tujuan,

  • untuk meningkatkan kenyamanan pasien
  • memfasilitasi penyembuhan dalam proses antestesi tertentu

Indikasi,

  • pasien dengan pre atau post operasi tertentu
  • pasien dalam kondisi lemah atau koma
  • pasien saat tindakan anestesi tertentu
2.Posisi Pronasi
Posisi Pronasi
Posisi Pronasi

Merupakan posisi pasien dengan tidur telungkup dan wajah menghadap bantal atau bisa juga menghadapa ke samping kanan-kiri.

Tujuanya,

  • mengoptimalkan ekstensi pada sendi lutut dan pinggang
  • mencegah fleksi dan kontraktur pinggang atau lutut

Indikasi,

  • pasien dengan pemeriksaan area punggung atau pantat
  • pasien yang menjalani bedah mulut atau kerongkongan
3. Posisi Lateral
Posisi Lateral
Posisi Lateral

Posisi lateral yaitu posisi berbaring dimana pasien bersandar ke samping dengan berat tubuh berada di pinggul dan bahu.

Tujuanya,

  • mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
  • mengurangi tekanan pada tubuh yang sering menetap
  • mempertahankan body aligment

Indikasi,

  • pasin pasca operasi bagian perut
  • pasien yang mengalami kelemahan tirah baring
  • pasien dengan posisi dorsal recumbent yang terlalu lama
4. Posisi Fowler
Posisi Fowler dan Semi Fowler
Posisi Fowler (atas) dan Semi Fowler (bawah)

Merupakan posisi yang nyaman untuk pasien beristirahat dengan posisi kepala naik antara 60-90 derajat dan lutut kaki tegak lurus atau sedikit ditekuk (biasa disebut posisi setengah duduk). Sedangkan untuk variasinya, ada posisi Semi Fowler yang sudutnya lebih rendah yakni 30-45 derajat.

Tujuanya,

  • menurunkan risiko aspirasi
  • mendorong diafragma pernafasan sehingga dapat mengoptimalkan ekspansi dada dan ventilasi paru
  • mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
  • menghindari tekanan lama pada tubuh akibat posisi yang terlalu sering menetap

Indikasi,

  • pasien dengan gangguan pernafasan ringan sampai sedang
  • pasien yang mengalami immobilisasi
  • pasien yang terpasang selang orogastrik atau nasogastrik
5. Posisi Sims
Posisi Sims
Posisi Sims

Posisi sims adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri dengan sedikit menekuk pada bagian kaki serta salah satu tangan berada di belakang punggung. Biasanya posisi ini dikhususkan untuk mengurangi tekanan pada bagian tubuh tertentu.

Tujuanya,

  • meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
  • mengurangi tekanan pada trochanter mayor otot pinggang dan tulang secrum
  • mencegah terjadinya dekubitus
  • untuk pemberian obat supositoria (melalui anus)

Indikasi

  • pasien dengan paralisis sebagian atau penuh
  • ibu hamil
  • pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal
  • pasien yang akan dihuknah (memasukkan suatu larutan ke dalam rectum)
6. Posisi Trendelenberg
Posisi Trendelenburg dan Trendelenburg Terbalik
Posisi Trendelenburg (atas) dan Trendelenburg Terbalik (bawah)

Posisi trendelenberg merupakan posisi pasien diatas tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada kaki. Asumsinya, bahwa posisi tersebut akan membuat gradient hidrostatik demi meningkatkan aliran balik vena ke jantung maupun ke kepala.

Tujuanya,

  • untuk mencegah terjadinya syok hipovolemik
  • meningkatkan curah jantung
  • menstabilkan hemodinamik pasien

Indikasi,

  • pasien dengan syok hipovolemik
  • pasien yang menderita hipotensi
  • pasien dengan tindakan pembedahan di area perut

Sementara, variasinya sendiri ada istilah Trendelenberg Terbalik yaitu posisi kepala lebih tinggi daripada kaki saat berada di tempat tidur (posisi tetap lurus tanpa ada tekukan di bagian tubuh tertentu).

Tujuanya,

  • meminimalkan refluks esofagus

Indikasi

  • pasien dengan masalah gastrointestinal tertentu
  • pasien dengan hernia hiatus
Baca juga  Memahami Proses Keperawatan dan Tahap-Tahapanya
7. Posisi Litotomi
Posisi Litotomi
Posisi Litotomi

Adalah posisi berbaring terlentang dengan kaki abduksi (gerakan menjauh dari titik tengah tubuh) 30-45 derajat dari garis tengah, lutut kaki ditekuk keatas dan ditopang penyangga khusus di tempat tidur tersebut.

Tujuanya,

  • mengurangi ketegangan pada punggung belakang
  • memberikan posisi yang nyaman saat tindakan tertentu

Indikasi,

  • pemeriksaan alat genetalia
  • proses persalinan
  • pemasangan alat kontrasepsi
  • pasien dengan operasi ambeien
  • untuk pemeriksaan genekologis
8. Posisi Dorsal Recumbent
Posisi Dorsal Recumbent
Posisi Dorsal Recumbent

Adalah posisi pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau diregangkan) dan ujung jari kaki masih menyentuh alas tempat tidur.

Tujuanya,

  • meningkatkan kenyamanan pasien
  • mengurangi ketegangan punggung belakang.

Indikasi

  • untuk pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina ataupun anus
  • untuk proses perawatan area genetalia
9. Posisi Orthopneu
Posisi Orthopneu
Posisi Orthopneu

Merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi dengan menempatkan meja overbed di depan pasien dilengkapi bantal untuk bersandar atau beristirahat

Tujuanya,

  • memudahkan untuk ekspansi paru saat kesulitan bernafas yang ekstrim

Indikasi,

  • pasien dengan sesak berat
  • pasien yang mengalami ekhalasi
10. Posisi Jackknife
Posisi Jackknife
Posisi Jackknife

Posisi jackknife ini biasa dikenal dengan menungging yang artinya pasien diposisikan telungkup diatas tempat tidur, kemudian bagian tengah tempat tidur ditekuk keatas sehingga pinggul terangkat dan posisi kepala maupun kaki lebih rendah.

Tujuanya,

  • memudahkan dalam tindakan medis dan tindakan operasi tertentu

Indikasi,

  • pasien dengan operasi yang melibatkan anus, rektum, tulang ekor
  • pengobatan di daerah rectum hemorrhoidectomy sacrum
11. Posisi Knee-Chest (Lutut-Dada)
Posisi Knee Chest
Posisi Knee Chest

Ada dua posisi dalam hal ini, yaitu keadaan lutut-dada lateral lalu pasien berbaring miring, badan berada di atas tempat tidur secara diagogal dan pinggul maupun lutut dilipat.

Kedua, pasien dalam posisi lutut-dada pronasi, kemudian berlutut diatas meja dan menurunkan bahunya sehingga wajah beserta dada menempel di alas tidur (biasa disebut posisi Genu Pectrocal)

Tujuanya,

  • memudahkan dalam tindakan medis dan tindakan operasi tertentu

Indikasi,

  • pasien dengan tindakan operasi vesico/rektovaginal fistel
  • pasien yang akan dilakukan anesteri melalui tulang belakang
  • pasien yang dilakukan tindakan sigmoidescopy dan endoscopy
  • untuk pemeriksaan ginekologis dan dubur
12. Posisi Kidney
Posisi Kidney
Posisi Kidney

Dalam posisi kidney, pasien mengasumsikan posisi lateral yang dimodifikasi di mana perut diletakkan di atas lift di meja operasi yang menekuk tubuh.

Pasien diposisikan di sisi kontralateral dengan punggung diletakkan di tepi meja. Ginjal kontralateral diletakkan di atas meja atau di atas kidney body elevator (aksesoris tambahan meja operasi). Lengan paling atas ditempatkan menekuk fleksi tidak lebih dari 90º.

Tujuanya,

  • meningkatkan stabilitas selama proses tindakan medis atau operasi
  • memudahkan dalam pemeriksaan organ tertentu di area perut dan sekitarnya
  • meminimalkan interferensi pada pergerakan diafragma bagian bawah

Indikasi,

  • untuk pemeriksaan lanjutan pada bagian retroperitoneal atau organ ginjal
  • pasien dengan tindakan operasi ginjal, pyelum, ureter pronmal, ureter 1/3 tengah
Baca juga  Pelajari 5 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Perlukah Mendokumentasiakan Posisi Pasien

Tentu saja perlu, karena mendokumentasikan panduan posisi pasien diatas tempat tidur termasuk bagian dari implementasi bagi perawat dan nantinya dapat dievaluasi apakah prosedur tersebut sudah tepat atau belum.

Nah, mengenai proses dokumentasi maka ada beberapa hal yang wajib diperhatikan, antara lain,

  • penjelasan prosedur terhadap pasien
  • penulisan tanggal dan prosedur tindakan
  • pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga
  • mencatat respon pasien terhadap prosedur tersebut
  • merekam indikasi bila diperlukan untuk perubahan posisi termasuk rasionalnya

Demikianlah penjelasan lengkap mengenai 11 Panduan Posisi Pasien Diatas Tempat Tidur termasuk tujuan beserta indikasinya. Semoga bisa bermanfaat bagi perawat atau tenaga kesehatan lainya, terima kasih. 

Sumber Panduan Posisi Pasien Diatas Tempat Tidur

Salam,
Deny Irwanto
www.denyirwanto.com

9 Comments

Leave a Reply to Firdaus Deni Febriansyah Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *