149 Daftar Diagnosis Keperawatan Indonesia Berdasarkan SDKI

Sebelum melihat secara langsung 149 Daftar Diagnosis Keperawatan Indonesia, mungkin ada yang belum tahu bahwa daftar diagnosa tersebut sudah diresmikan oleh PPNI.

Daftar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Daftar Diagnosis Keperawatan Indonesia Berdasarkan SDKI

Ya, PPNI merupakan organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia dimana menjadi cikal bakal berkumpulnya seluruh profesi perawat. Terbentuknya tepat pada tahun 1974 dan sampai sekarang anggotanya pun terus bertambah hingga ratusan ribu orang yang tersebar di setiap penjuru tanah air.

Sebagai organisasi terpusat, PPNI cukup lama merumuskan proses asuhan keperawatan berdasarkan pengamatan, penelitian serta teori dari NANDA International (NANDA-I) sehingga dapat diterapkan di Indonesia

Jadi, ada 3 standar utama yang telah dikeluarkan oleh PPNI yaitu SDKI, SLKI dan SIKI. Ketiganya memiliki peranan penting dalam pengelolaan asuhan keperawatan.

Khusus dalam topik ini yaitu SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) yang digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan mencatat diagnosis keperawatan berstandar nasional.

Baca juga  Mengenal 6 Model Dokumentasi Keperawatan Dan Tujuanya

Jenis Diagnosis Keperawatan Indonesia Berdasarkan Masalahnya

1. Diagnosis Keperawatan Aktual

Merupakan masalah kesehatan yang muncul pada saat asesmen keperawatan. Diagnosis ini didasarkan pada adanya tanda dan gejala terkait.

Contoh diagnosis keperawatan aktual antara lain: Pola napas tidak efektif, kecemasan/ansietas, nyeri akut, dan integritas kulit terganggu.

2. Diagnosis Keperawatan Risiko

Merupakan penilaian klinis bahwa masalah tidak ada, tetapi adanya faktor risiko menunjukkan bahwa masalah kemungkinan besar akan berkembang kecuali jika perawat melakukan intervensi.

Individu atau kelompok memiliki rentan perkembangan masalah karena adanya faktor risiko. Contoh diagnosis keperawatan risiko antara lain: Risiko cedera, risiko infeksi, dan risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

3. Diagnosis Keperawatan Potensial

Merupakan keadaan sejahtera, keluarga telah mampu memenuhi kebutuhannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan.

Diagnosis keperawatan potensial dapat membantu perawat dalam merencanakan intervensi keperawatan untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan.

Contoh diagnosis keperawatan potensial antara lain: Kesiapan peningkatan keseimbangan cairan, kesiapan peningkatan nutrisi, dan kesiapan persalinan.

4. Diagnosis Keperawatan Sindrom

Merupakan sekelompok diagnosis keperawatan yang saling berkaitan dan terjadi secara bersamaan.

Diagnosis keperawatan sindrom dapat membantu perawat dalam merencanakan intervensi keperawatan yang tepat.

Contoh diagnosis keperawatan sindrom antara lain: Sindrom gangguan pernapasan, sindrom gangguan sirkulasi, dan sindrom nyeri.

149 Daftar Diagnosis Keperawatan Indonesia

Satu catatan penting, bahwa dalam menegakkan diagnosa keperawatan Indonesia, Anda pun harus mengetahui terlebih dahulu 5 kategori diagnosa yaitu kategori fisiologis, psikologis, perilaku, relasional dan lingkungan untuk memudahkan dalam mencari diagnosa secara tepat.

1. Kategori Fisiologis

a. Subkategori : Respirasi
D.0001 – Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
D.0002 – Gangguan Penyapihan Ventilator
D.0003 – Gangguan Pertukaran Gas
D.0004 – Gangguan Ventilasi Spontan
D.0005 – Pola Napas Tidak Efektif
D.0006 – Risiko Aspirasi

b. Subkategori : Sirkulasi
D.0007 – Gangguan Sirkulasi Spontan
D.0008 – Penurunan Curah Jantung
D.0009 – Perfusi Perifer Tidak Efektif
D.0010 – Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan
D.0011 – Risiko Penurunan Curah Jantung
D.0012 – Risiko Perdarahan
D.0013 – Risiko Perfusi Gastrointestinal Tidak Efektif
D.0014 – Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif
D.0015 – Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif
D.0016 – Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif
D.0017 – Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif

c. Subkategori : Nutrisi dan Cairan
D.0018 – Berat Badan Lebih
D.0019 – Defisit Nutrisi
D.0020 – Diare
D.0021 – Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
D.0022 – Hipervolemia
D.0023 – Hipovolemia
D.0024 – Ikterik Neonatus
D.0025 – Kesiapan Peningkatan Keseimbangan Cairan
D.0026 – Kesiapan Peningkatan Nutrisi
D.0027 – Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
D.0028 – Menyusui Efektif
D.0029 – Menyusui Tidak Efektif
D.0030 – Obesitas
D.0031 – Risiko Berat Badan Lebih
D.0032 – Risiko Defisit Nutrisi
D.0033 – Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
D.0034 – Risiko Hipovolemia
D.0035 – Risiko Ikterik Neonatus
D.0036 – Risiko Ketidakseimbangan Cairan
D.0037 – Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit
D.0038 – Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
D.0039 – Risiko Syok

d. Subkategori : Eliminasi
D.0040 – Gangguan Eliminasi Urine
D.0041 – Inkontinensia Fekal
D.0042 – Inkontinensia Urine Berlanjut
D.0043 – Inkontinensia Urine Fungsional
D.0044 – Inkontinensia Urine Berlebih
D.0045 – Inkontinensia Urine Refleks
D.0046 – Inkontinensia Urine Stres
D.0047 – Inkontinensia Urine Urgensi
D.0048 – Kesiapan Peningkatan Eliminasi Urine
D.0049 – Konstipasi
D.0050 – Retensi Urine
D.0051 – Risiko Inkontinensia Urine Urgensi
D.0052 – Risiko Konstipasi

e. Subkategori : Aktivitas dan Istirahat
D.0053 – Disorganisasi Perilaku Bayi
D.0054 – Gangguan Mobilitas Fisik
D.0055 – Gangguan Pola Tidur
D.0056 – Intoleransi Aktivitas
D.0057 – Keletihan
D.0058 – Kesiapan Peningkatan Tidur
D.0059 – Risiko Disorganisasi Perilaku Bayi
D.0060 – Risiko Intoleransi Aktivitas

f. Subkategori : Neurosensori
D.0061 – Disrefleksia Otonom
D.0062 – Gangguan Memori
D.0063 – Gangguan Menelan
D.0064 – Konfusi Akut
D.0065 – Konfusi Kronis
D.0066 – Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial
D.0067 – Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
D.0068 – Risiko Konfusi Akut

g. Subkategori : Reproduksi dan Seksualitas
D.0069 – Disfungsi Seksual
D.0070 – Kesiapan Persalinan
D.0071 – Pola Seksual Tidak Efektif
D.0072 – Risiko Disfungsi Seksual
D.0073 – Risiko Kehamilan Tidak Dikehendaki

2. Kategori Psikologis

a. Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan
D.0074 – Gangguan Rasa Nyaman
D.0075 – Ketidaknyamanan Pasca Partum
D.0076 – Nausea
D.0077 – Nyeri Akut
D.0078 – Nyeri Kronis
D.0079 – Nyeri Melahirkan

b. Subkategori : Integritas Ego
D.0080 – Ansietas
D.0081 – Berduka
D.0082 – Distres Spiritual
D.0083 – Gagguan Citra Tubuh
D.0084 – Gangguan Identitas Diri
D.0085 – Gangguan Persepsi Sensori
D.0086 – Harga Diri Rendah Kronis
D.0087 – Harga Diri Rendah Situasional
D.0088 – Keputusasaan
D.0089 – Kesiapan Peningkatan Konsep Diri
D.0090 – Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga
D.0091 – Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas
D.0092 – Ketidakberdayaan
D.0093 – Ketidakmampuan Koping Keluarga
D.0094 – Koping Defensif
D.0095 – Koping Komunitas Tidak Efektif
D.0096 – Koping Tidak Efektif
D.0097 – Penurunan Koping Keluarga
D.0098 – Penyangkalan Tidak Efektif
D.0099 – Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko
D.0100 – Risiko Distres Spiritual
D.0101 – Risiko Harga Diri Rendah Kronis
D.0102 – Risiko Harga Diri Rendah Situasional
D.0103 – Risiko Ketidakberdayaan
D.0104 – Sindrom Pasca Trauma
D.0105 – Waham

c. Subkategori : Pertumbuhan dan Perkembangan
D.0106 – Gangguan Tumbuh Kembang
D.0107 – Risiko Gangguan Perkembangan
D.0108 – Risiko Gangguan Pertumbuhan

3. Kategori Perilaku

a. Subkategori : Kebersihan diri
D.0109 – Defisit Perawatan Diri

b. Subkategori : Penyuluhan dan Pembelajaran
D.0110 – Defisit Kesehatan Komunitas
D.0111 – Defisit Pengetahuan
D.0112 – Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan
D.0113 – Kesiapan Peningkatan Pengetahuan
D.0114 – Ketidak patuhan
D.0115 – Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
D.0116 – Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
D.0117 – Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif

4. Kategori Relasional

a. Subkategori : Interaksi Sosial
D.0118 – Gangguan Interaksi Sosial
D.0119 – Gangguan Komunikasi Verbal
D.0120 – Gangguan Proses Keluarga
D.0121 – Isolasi Sosial
D.0122 – Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua
D.0123 – Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga
D.0124 – Ketegangan Peran Pemberi Asuhan
D.0125 – Penampilan Peran Tidak Efektif
D.0126 – Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua
D.0127 – Risiko Gangguan Perlekatan
D.0128 – Risiko Proses Pengasuhan Tidak Efektif

5. Kategori Lingkungan

a. Subkategori : Keamanan dan Proteksi
D.0129 – Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
D.0130 – Hipertemia (Hipertermia)
D.0131 – Hipotermia (Hipotermia)
D.0132 – Perilaku Kekerasan
D.0133 – Perlambatan Pemulihan Pascabedah
D.0134 – Risiko Alergi
D.0135 – Risiko Bunuh Diri
D.0136 – Risiko Cedera
D.0137 – Risiko Cedera Pada Ibu
D.0138 – Risiko Cedera Pada Janin
D.0139 – Risiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
D.0140 – Risiko Hipotermia
D.0141 – Risiko Hipotermia Perioperatif
D.0142 – Risiko Infeksi
D.0143 – Risiko Jatuh
D.0144 – Risiko Luka Tekan
D.0145 – Risiko Mutilasi Diri
D.0146 – Risiko Perilaku Kekerasan
D.0147 – Risiko Perlambatan Pemulihan Pascabedah
D.0148 – Risiko Termoregulasi Tidak Efektif
D.0149 – Termoregulasi Tidak Efektif

Itulah tadi Daftar Diagnosis Keperawatan Indonesia secara keseluruhan yang menjadi pedoman bagi perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

Kemungkinan, diagnosa diatas bisa saja bertambah bergantung pada keputusan organisasi PPNI di masa-masa mendatang. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Salam,
Deny Irwanto
www.denyirwanto.com

Berkomentar = Berlangganan, Terima kasih

Your email address will not be published. Required fields are marked *